Senin, 12 Desember 2016

MG NOX-29 PROBLEM STEEL WELDING ELECTRODE (UNTUK PENGELASAN SEMUA JENIS MATERIAL)

Ketika kita akan melakukan proses pengelasan, maka hal utama yang harus kita ketahui adalah jenis material apa yang akan kita las, setelah tahu jenis materialnya, maka dengan mudah kita bisa menentukan type kawat las yang akan kita pakai.
Namun terkadang dilapangan kita sangat kesulitan dalam menentukan jenis materialnya, mungkin karena barang tersebut sudah lama dan berkarat, dan terkadang juga kalaupun stainless steel tidak jelas grade nya.
Untuk itu, jika kita menghadapi kejadian seperti itu, sebaiknya kawat las yang kita gunakan adalah jenis kawat las PROBLEM STEEL.
Sebagian besar dari kita tentu pernah mendengat type kawat Las MG NOX-29.Kawat las ini khusus dibuat untuk pengelasan semua jenis material, baik steel maupun stainless steel. Secara teknis kawat las MG NOX-29 adalah sebagai berikut:

MG NOX 29

Rutil coated stick electrode for welding “problem steel” and for hardfacing.
Weld metal comprises austenitic chrome-nickel- molybdenum steel with increased
ferrit content; scale resistant up to 1000oC
Norm AWS/ASME SFA-5.4 E 312 – 16
DIN 8556 E 29 9 R 26

GENERAL CHARACTERISTICS:

A low heat input electrode designed to produce the highest tensile welds. It can be
used in all positions to produce smooth, porosity free welds without undercut or
spatter. Also available as a TIG wire. Scale resistant up to 1000 oC.

APPLICATIONS:

Welding low, medium and high alloy steels requiring the highest strength and
quality. Ideal for repair of tools, dies, springs, carbon steels, stainless steels,
pressure vessels, aircraft steels, vanadium-moly spring steels and as an
underlayment or pad prior to applying hard facing alloys. Commonly used for
joining stainless steels of unknown analysis and these steels to carbon steels. Also
used for rebuilding shafts and blades used in the chemical, construction, and mining
industries, and for broken stud removal.


TYPICAL ALL WELD METAL ANALYSIS

Cr Ni C Si Mn
29 9 0,12 1 0,8
TECHNICAL DATA:
Tensile Strength as welded ...............................up to 120,000 psi (827 N/mm2)
work hardens .....................................................up to 180,000 psi (1241
N/mm2) Yield Strength ...................................................up to 90,000 psi
(621 N/mm2) Elongation % .................................................... approx. 28
Hardness (HB)...................................................................... approx. 300
Current .............................................................. AC or DC reverse polarity (electrode+)
HINT FOR WELDING:
Prepare joint area by removing foreign material. Bevel heavy sections to form a 90° vee.
Preheat high carbon steels to 400°F (204°C). Use jigs, fixtures, and tack welds to
maintain alignment. Hold a short arc. Stringer beads are preferred to prevent
overheating. Allow to cool before removing slag. Deposits will take a high polish
when subjected to wear.
Sizes, current data, welding position
Diameter (mm) Length (mm) Current (A)
2.5 250 50 - 70
3.25 350 70 - 100
4.0 350 90 - 140

Kamis, 08 Desember 2016

CARA SEDERHANA MENGHITUNG KEBUTUHAN KAWAT LAS DALAM PROSES PENGELASAN SMAW

Pertanyaan sederhana yang sering muncul saat kita mengkalkulasi sebuah proyek pengerjaan welding adalah bagaimana cara menghitung kebutuhan kawat las nya.
Masing-masing jenis pengelasan cara menghitung kawat lasnya juga berbeda, berikut saya share sedikit cara sederhana untuk menghitung kebutuhan kawat las untuk proses pengelasan SMAW.

Dalam melakukan perhitungan jumlah kawat las yang dibutuhkan maka harus diperhatikan hal hal berikut ini.
1.  Process yang akan digunakan apa. Hal ini akan berhubungan dengan effisieinsi dari kawat la situ sendiri. Proses las seperti SMAW mempunyai eff yang berbeda dengan GTAW. Karena banyak dari kawat las akan terbuang jadi slag, punting, abu, dll. Dimana hal ini tidak ditemui dalam GTAW.  Untuk proses SMAW effisieinsi kawat las berkisar 60%. Artinya kalau kita menggunakan kawat untuk las 10 kg maka yang jadi weld metal hanya 6 Kg saja yang lainnya kemana…? Ya itu tadi jadi slag dan punting serta debu.
2.  Lihat joint preparation. Single bevel dengan single V mempunyai volume yang berbeda satu sama lain. Begitu juga single V dengan double V mempunyai volume yang berbeda. Hitung volume dari joint preparation yang akan dilakukan dengan perhitungan sinus cosines atau phitagoras yang mana yang applicable
3.   Tentukan rho (berat jenis dari material) untuk steel rho nya 7.8 gr/cm3
4.   Tentukan panjang daerah yang akan dilas.
5.   Convert hasil perhitungan ke Kg

Contoh :
Dari gambar dibawah ini

joint

Diketahui : Tebal material 20 mm dan berat jenis steel = 7.8 gr/cm3 dan panjang las = 1000 mm
Tanya : Hitunglah berapa kawat las yang dibutuhkan bila menggunakan proses SMAW
Jawab :
Ada banya cara untuk menjawab soal diatas.
1. Tentukan volume area dari root opening sampai ke capingnya. Disini jangan dimasukkan area yang daerah bevel.
Diketahui : Root opening 4 mm dan tebal material 20 mm serta panjang las lasan 1000 mm jadi volume daerah ini adalah = 4*20*1000 = 80.000 mm3
2.  Tentukan volume daerah bevel kira dan kanan. Diketahui sisa tebal material yang akan dilas daerah ini saja setelah dikurangi dari root face = 20 -3 = 17mm
Sudutnya 30 derjat, berapa panjang daerah X ?
Kala kita gunakan rumus tangent didapat tg 30 =  x/17 , didapat X = 17 tg 30  = 9.8 mm
Jadi volume ke dua area bevel = 9.8 * 17 * 1000 = 166.600 mm3
3.  Total semua area menjadi = 80.000 + 166.600 = 246.600 mm3, kalau dikonversikan ke cm3 = 246.6 cm3
4.   Ρ = m/v,  m = ρ * v = 7.8 * 246.6 = 1923.48 gr = 1.92 kg
5.   Eff kawat 60% berarti berat yang dibutuhkan adalah  0.6 X = 1.92 Kg, berapa X?  = 3.2 kg
6.   Jadi kawat las yang dibituhkan untuk pengelasan ini adalah 3.2 Kg.

 sumber:https://hazwelding.wordpress.com/2008/12/11/menghitung-jumlah-kawat-las/ 

STELEC Welding Electrode



Mungkin bagi sebagian orang nama kawat las STELEC sudah tidak asing lagi, banyak welder mengakui kalau kualitas kawat las ini sangat bagus, baik dari sisi kualitas deposit, cantact welding dan bahkan asap yang ditimbulkan juga sangat sedikit.
Berikut saya lampirkan beberapa type dari welding electrode STELEC agar para pengguna kawat las ini tidak salah dalam menentukan jenis kawat las yang tepat dalam aplikasinya. 




KAWAT LAS (WELDING ELECTRODE) UNTUK PENGELSAN TEMBAGA PADUAN KHUSUSNYA BRONZE

Mungkin masih belum banyak orang yang tahu kalau tembaga (Cu) paduan bisa dilakukan pengelasan dengan menggunakan electrode.
Disini kami mempunya dua jenis kawat las yang sangat baik dan cocok untuk pengelasan tembaga paduan khususnya bronze.
Seringkli kita dalam fabrikasi atau pengecoran bronze mengalami defect, dan kalau harus fabrikasi atau casting ulang dari awal pasti biayanya akan besar banget, oleh karena itu denga kawat las MG-Cu11 dan MG-Cu8 tentunya akan sangat membantu permasalahan ini.
Secara detail spect teknis dari kedua jenis kawat las tersebut adalah sebagai berikut::

MG-Cu-11
Kawat las ini dibuat khusus untuk pengelasan tin bronze yang secara aplikasi pemakaiannya harus menggunakan arus AC.
Kawat las ini sangat cocok untuk pengelasan tin bronze, phospor bronze maupun brass.
Aplikasi untuk welding electrode ini banyak dipakai untuk repair bushing, linner, shaft, friction bearing, slide valve, impeller pompa, slide valve, gear wheel.
mechanical propertiesnya:
Hardness = +- 80 HB
Elongation = 30%
Tensile Stenght = 345 N/mm2

MG-Cu-18 .
Kawat las ini khusus dibuat untuk pengelasan Aluminium Bronze, dan hasil pengelasannya mengandung Mn yang cukup tinggi.
MG-Cu11 sangat cocok untuk pengelasan AB2 atau AlBC3 dan sejenisnya.
Aplikasi untuk welding electrode ini banyak dipakai untuk repair propeller kapal dan shaft.
mechanical propertiesnya:
Hardness = +- 200 HB
Tensile Stenght = 650 N/mm2


Rabu, 07 Desember 2016

SMAW (Shielded Metal Arc Welding)

Pengelasan SMAW(Shielded Metal Arc Welding) adalah proses pengelasan yang mana peleburan material induk ( parent metal)  di hasilkan  dengan cara memanaskan oleh arus listrik yang terjadi antara kawat las dan benda kerja. Perlindungan di peroleh dengan cara menguraikan pembungkus/cover dari elektroda tersebut. pada pengelasan smaw Fungsi dari cover elektroda adalah untuk mencegah hasil pengelasan dari cacat las.
Di dalam  AWS (American Welding Society), prinsip dari  pengelasan smaw  yaitu  menggunakan panas dari busur untuk mencairkan logam induk dan ujung sebuah consumable elektroda tertutup dengan tegangan listrik yang dipakai 23-45 Volt, dan untuk pencairan digunakan arus listrik berkisar antara 80–200 ampere. Dimana dalam pengelasan smaw dapat terjadi oksidasi, hal ini perlu dicegah karena oksidasi metal merupakan senyawa yang tidak mempunyai kekuatan mekanis dan cenderung mengurangi kekuatan. Adapun untuk mencegah hal tersebut maka bahan penambah las dilindungi dengan selapis zat pelindung yang disebut flux atau slag yang ikut mencair ketika pengelasan. Tetapi karena berat jenisnya lebih ringan dari bahan metal yang dicairkan, cairan flux akan mengapung diatas cairan metal, sekaligus mengisolasi metal tersebut sehingga tidak beroksidasi dengan udara luar, pada saat metal membeku, flux akan ikut membeku dan tetap melindungi metal dari reaksi oksidasi. Adapun fungsi dari fluks/pembungkus pada pengelasan smaw adalah sebagai berikut:
  1. Mencegah terjadinya oksidasi yang dapat mengakibatkan cacat las, yaitu berupa porosity dan crack dll
  2. meningkatkan mekanikal properties hasil pengelasan karna pada fluks terdapat unsur tambahan seperti chroom, mangan, nickel.
  3. mengurangi laju pendinginan, sehingga menghindarkan dari crack dan memperbaiki sifat material.

Jenis Polarity pengelasan  SMAW 

Proses pengelasan smaw dibedakan berdasarkan jenis arusnya meliputi arus AC dan DC, dimana arus DC dibedakan atas DCEN (straight polarity- polaritas langsung) dan DCEP (reverse polarity – polaritas terbalik). berikut penjelasan perbedaan antara  arus AC dan DC pada pengelasan smaw  adalah sebagai berikut:
  • AC
    pada proses pengelasan smaw arus AC (Alternating Current), voltage drop tidak di pengaruhi panjang kabel, kurang cocok untuk arus yang lemah, tidak semua jenis elektroda dapat dipakai, Secara teknik arc starting lebih sulit terutama untuk diameter elektrode kecil. Arus ini menghasilkan pengelasan yang kasar,  sehingga kurang cocok di pakai. biasanya banyak di pakai pada sat di lapangan. 
  • DC                                                                                                                            Sedangkan pada proses pengelasan smaw arus DC (Direct Current), voltage drop sensitif terhadap panjang kabel sependek mungkin, dapat dipakai untuk arus kecil dengan diameter electroda kecil, semua jenis elektrode dapat dipakai, arc starting lebih mudah terutama untuk arus kecil, Mayoritas industry fabrikasi menggunakan polarity DC khususnya untuk pengelaan Carbos steel, Namun pada prinsipnya DC polarity pada pengelasan smaw dibagi kedalam dua bagian:
polarity DCSP. DCRP
DCRP & DCSP
DCEP (Reversed Polarity), material dasar disambungkan dengan kutub negatif (-) dan elektrodenya dihubugkan dengan kutup positif (+) dari mesin las DC, sehingga busur listrik bergerak dari material dasar ke elektrode dan berakibat 2/3 panas berada di elektroda dan 1/3 panas berada di material dasar. Cara ini akan menghasilkan pencairan elektrode lebih banyak sehingga hasil las mempunyai penetrasi dangkal.
DCEN (Straight Polarity), Prinsip dasarnya material dasar atau material yang akan dilas dihubungkan dengan kutub positif (+)dari Travo, dan elektrodenya dihubungkan dengan kutub negatif (-) pada travo las DC. Dengan cara ini busur listrik bergerak dari elektrode ke material dasar,  yang berakibat 2/3 panas berada di material dasar dan 1/3 panas berada di elektroda. Cara ini akan menghasilkan pencairan material dasar lebih banyak dibanding elektrodenya sehingga hasil las mempunyai penetrasi yang dalam, polarity ini umumnya dipakai untuk pengelasan GTAW ( gas tungsten arc welding) 
  1. Klasifikasi AWS dari elektroda pengelasan SMAW
jenis elektroda pada pengelasan smaw di lambangkan dengan susunan kode sebagai berikut:
E-XXXX    Sebagai contoh E 7018 , 7024, E 7016, E 6010 
Dengan keterangan bahwa:
E          : Elektroda
XX      :  Digit ke 2 menyatakan kuat tarik ( 70.000 psi)
X         : Digit ke 3 menyatakan  posisi dari pengelasan  (1 all position , 2 flat and horizontal,                  3 vertikal with   downward progression )
X         :  Digit ke 4 menyatakan simbol dari type coating elektroda dan arus pengelasan,
Berikut penjelasan dari kode-kode elektroda pengelasan smaw tersebut:
  1. 0 : cellulosa sodium, DCEP, deep penetration and 1-10% iron powder.
  2. 1 : Cellulosa potassium , AC and DCEP, deep penetration, 0% iron powder.
  3. 2 : rutile sodium ,  AC and DCEN , Medium penetration,0% iron powder.
  4.  3: Rutile potassium , AC and DC , Light Penetration, 0% iron powder.
  5. 4 : Rutile-iron powder, AC and DC , Light Penetration, 0% iron powder.
  6.  5 : Low hidrogen sodium, DCEP, medium  Penetration, 0% iron powder.
  7.   6: Low hidrogen Potassium, AC and DCEP , 0- % iron powder
  8.   :Iron oxide, AC and DC , 50 % iron powder , medium   peneatrtion
  9.   8 : Low hidrogen sodium , AC and DCEP , 25-40 % iron powder                                                                                                                                                           

Prosedur pengelasan SMAW yang baik

Untuk menghasilkan kualitas pengelasan smaw yang berkualitas ada 7  parameter yang perlu di perhatikan, trik ini di dapatkan dari buku moderen welding teknologi, berikut parameter-paramternya:
  1. Pemilihan jenis elektroda yang tepat mulai dari kuat tarik, jenis material, dan jenis coatingnya agar matching/sesuai dengan material  yang akan di las.
  2. Pemilihan diameter alektroda yang di gunakan. di pertimbangkan berdasarkan type elektroda, posisi pengelasan, joint desain, ketebalan material, dan skill dari weldernya.
  3. Pemakaian arus yang tepat pada pengelasan smaw sangat berpengaruh terhadap hasil lasan , jika arus terlalu besar maka elektroda akan terlalu cepat meleleh  dan susah di kontrol, jika arus terlalu rendah maka hasil pengelasan akan menumpuk dan tak beraturan.
  4. Arc length yang tepat dan konsisten. Pada pengelasan smaw jika arc length terlalu tinggi maka akan terjadi large globule sehingga akan terjadi banyak spatter saat mengelas, dan bisa terjadi porosity  jika arc length yang terlalu pendek maka akan terjadi panas yang berlebih sehingga menghasilkan deep penetration dan bisa menyebabkan base metal jebol( blow hole ).
  5. Tavel speed yang tepat. jika travel speed terlalu tinggi maka logam cair akan cepat membeku dan weld bead akan rendah, kotoran dan gas  akan terjebak dan bisa menimbulkan cacat las,  jika terlalu lambat weld bead terlalu tinggi dan lebar dan hasil pengelasan akan berkerut.
  6. sudut pengelasan yang tepat, pada pengelasan smaw sudut elektroda sangat penting, terutama pada saat pengelasan fillet dan groove sambungan yang dalam. apabila sudut pengelasan yang kurang tepat dapat mengakibatkan  undercut, dll. biasanya sudut yang di pakai 70-80 derajat
  7. Ayunan elektroda ( welding manipulation) yang benar. karna setiap elektroda memiliki karakteristik ayunan yang berbeda2. welding manipulation pengelasan smaw  berdasarkan : type elektroda, desain sambungan, posisi pengelasan dan pengalaman dari welder itu sendiri.
Di dalam industri pengelasan tentu banyak sekali pertimbangan untuk menggunakan suatu proses pengelasan tentu ini berkaiatan dengan kelebihan dan kekurangan suatu proses las. di dalam postingan kali ini saya tuliskan keuntungan dan kekurangan dari peoses pengelasan SMAW, berikut paparannya:

Keuntungan dari  pengelasan SMAW :

1. Biaya awal investasi rendah
2. Secara operasional handal dan sederhana
3. Biaya material pengisi rendah
4. Filler Metal / Material pengisi dapat bermacam-macam
5. Pengelasan dapat di pakai di semua material
6. Dapat dikerjakan pada ketebalan Material berapapun
7. pengelasan SMAW sangat cocok di pakai pada pengelassan di lapangan karna                  fleksibilitassnya tinggi.

Kekurangan dari pengelasan SMAW:

1. Lambat, dalam penggantian elektroda
2. Terdapat slag yang harus dihilangkan
3. Pada low hydrogen electrode perlu penyimpanan khusus yaitu harus di panaskan sebelum di gunakan
4. Efisiensi endapan rendah dan rentan terjadi cacat las poros dan slag inclusion

sumber: http://teknikpengelasan.com/pengelasan-smaw/

Selasa, 06 Desember 2016

3 TYPE KAWAT LAS TERBAIK UNTUK PENGELASAN CAST IRON

Pembaca setia blog LasenWeld, berikut coba saya berikan salah satu merk kawal las (welding electrode) yang cocok untuk pengelasan cast iron atau banyak orang bilang besi ancuran. Adapun ketiga type kawat las tersebut adalah sebagai berikut:

CASTRON-501
Castron-501 merupakan kawat las type basic graphite yang sangat cocok untuk pengelasan besi cor, dimana endapan las lunak (140 Brinell). Deposit las sangat mudah untuk dilakukan proses machining lagi.
Castron-501 juga dapat dipergunakan unutk penyambungan besi cor engan steel biasa, atau dengan stainles steel. Dianjurkan untuk pengelasan dingin, yaitu pengelasan pendek (50mm) dan segera dilakukan peening untuk mengurangi tegangan sisa. Coating untuk castron-501 ini sengaja dibuat khusus yang menimbulkan pulsating-arc.
Aplikasi dari kawat las ini sangat cocok untuk: repairs breaks and cracks in engine blocks, gear housings, and machine bases.


CASTRON-506
Castron-506 merupakan kawat las dengan type basic-graphite untuk pengelasan besi cor dimana endapan las lunak (150 Brinell). Endapan las mudah untuk dibubut atau dimachining lagi. Castron-506 dibuat untuk bebas porosity karena mengandung Ni/Cu dimana endapan depositnya akan sama dengan base materialnya.
Usahak heatinput serendah mungkin, untuk mencegah terjadingya crack dan dianjurkan pengelasan dingin dengan ampere rendah.
Aplikasi yang cocok untuk kawat las type ini adalah sebagai berikut: repairs breaks and cracks in engine blocks, gear housings, and machine bases.

CASTRON-531
Castron-531 merupakan kawat las type basic-graphite dan Bi-Metal electrode yang terdiri dri Ni/Fe.
Kawat las ini cocok untuk pengelasan besi cor dimana endapannya termasuk lunak (180 Brinell) dan mudah untuk proses machining.
Bi-Metal Electrode ini khusus dibuat untuk menghindari terjadinya overheating pada waktu proses pengelasan. Dengan menggunakan mesin las DCnegatif, heat input agak tinggi penetration lebih dalam dan endapat las agak datar.Dianjurkan pengelasan dingin, yaitu pendek (50mm) dan jangan dilakukan penning
Aplikasi yang cocok untuk kawat las ini adalahrepair of all gray and alloyed cast irons. Recommended for welding cylinder heads, machine bases, gear housings, cams, levers, filling holes, repairing teeth of cast gears, and building up or replacing missing sections.  

ELECTRODA atau KAWAT LAS

Mungkin sebagian besar dari kita sudah sangat familiar dengan kata elektroda atau kawat las,  disini sedikit bsa merefresh ladi dari apa yang dimaksud dengan electroda tersebut.
Electroda atau kawat las adalah suatu benda yang dipergunakan untuk melakukan pengelasan listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala.
Banyak orang yang berpikir bahwa kawat las hanya memiliki satu jenis saja. Apapun barang yang dilas, maka jenis las dan bentuk kawatnya pun hanya itu-itu saja. Padahal sebenarnya, terdapat banyak sekali jenis kawat las yang biasa dipanggil elektroda di pasaran. Satu jenis eletroda ini dipakai khusus untuk suatu pekerjaan pengelasan. Elektroda atau kawat las ini menentukan seberapa besar arus listrik yang pas untuk suatu pengerjaan pengelasan. Elektroda sendiri memiliki berbagai kode spesifikasi yang dapat kita lihat pada kardus pembungkus kawat las. Kebanyakan pengelas biasanya menggunakan insting, pengalaman, dan kebiasaan dalam menentukan kawat las dan besarnya arus listrik, namun, kita dapat mengenal beberapa kode yang tertulis dalam bungkus elektroda atau kawat las, khususnya yang memiliki tipe SMAW.
Kebanyakan masyarakat awam yang tidak memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai dunia pengelasan berpikir bahwa hanya ada satu kawat las saja. Tidak banyak yang mengetahui bahwa sebenarnya ada berbagai jenis kawat las yang dipergunakan untuk melakukan pengelasan untuk jenis material yang berbeda. Perbedaan yang ada di antara berbagai jenis kawat las listrik atau yang sering juga disebut elektroda ini terletak pada berbagai hal termasuk juga besaran arus listrik yang akan dipergunakan dalam proses pengelasan. Material yang berbeda membutuhkan besaran arus listrik yang berbeda pula untuk memberikan hasil las yang paling pas, sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Standar Kawat Las Listrik
Ada standar tertentu yang dipergunakan oleh para pelaku industri pengelasan untuk bisa menentukan elektroda yang akan dipakai dan besaran arus listrik yang diperlukan. Standar yang umum dipakai adalah standar yang ditentukan oleh AWS (American Welding Society), yang merupakan badan pengelasan resmi di Amerika Serikat. Standar yang ditetapkan oleh badan ini telah diakui secara luas dan dipergunakan sebagai standar pengelasan di berbagai negara. Badan ini mengeluarkan standar yang dinyatakan dengan tanda E XXXX yang berarti:
  • E merujuk pada keterangan kawat las listrik alias elektroda
  • XX (dua angka pertama) merujuk pada kekuatan tarikan dari kawat las yang dinyatakan dalam satuan kilo pund square inch atau Ksi. Satuan ini juga sering dinyatakan dalam lb/in²
  • X (angka ketiga) merujuk pada posisi pengelasan yang bisa dilakukan dengan elektroda tersebut. Angka 1 menunjukkan penggunaan pada semua posisi, angka 2 menunjukkan bahwa kawat las tersebut dapat dipakai pada posisi datar dan horizontal dan angka 3 menunjukkan bahwa kawat las tersebut hanya dapat dipakai pada posisi flat saja
  • X (angka keempat) merujuk pada jenis pelapis dan arus yang dipergunakan pada elektroda tersebut
Spesifikasi tersebut berlaku untuk penggunaan pengelasan pada Mild Steel sementara untuk spesifikasi atau standar untuk proses pengelasan yang lain seperti untuk Low Alloy Steel dan juga untuk Stainless Steel memiliki berbagai kode tambahan lagi di belakang kode standar yang telah disebutkan diatas. Para pelaku industri pengelasan wajib mengetahui dengan persis apa yang tercantum pada kotak kemasan elektroda yang akan mereka beli sehingga mereka bisa mengetahui kegunaan yang spesifik dari elektroda tersebut.



sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Las#Kampuh_Las

SYMBOL SYMBOL PENGELASAN

Symbol symbol pengelasan yang akan saya sertakan disini adalah symbol symbol praktis yang sering di pakai dalam pemipaan atau pada pressure vessel. symbol atau lambang pengerlasan ini telah di publikasihkan oleh American welding society, dan memang sudah menjadi standard dalam pengunaanya. Mungkin ada sedikit perbedaan seperti symbol pengelasan yang kita perlajari di perkuliahan, karena kalau di perkuliahan lebih general dan bisa di aplikasikan ke semua element termasuk dalam manufacturing.

Memahami symbol pengelasan itu amat penting, wajib hukumnya bagi designer ataupun engineer. Kenapa? Seperti selogan kita, bahwa Bahasa orang tehnik adalah gambar. Salah memahami gambar, bisa jadi salah dalam membuat alat atau perkakas. Apabila kita salah dalam memahami symbol pengelasan, bisa jadi barang yang kita rencanakan untuk di las juga akan salah.

Dalam symbol welding yang di rencaranakan oleh American welding society, ia memiliki delapan element. Sebenarnya tidak semua element di perlukan oleh seorang piping desigener, tapi paling tidak kita mengetahuinya.

Apasaja element dalam pengelasan?


simbol arti tanda panah dalam pengelasan
1. Reference line
2. Panah
3. Symbol dasar pengelasan
4. Dimensi (ukuran) & data lainya
5. Supplementary symbol
6. Finishing symbols
7. Tail
8. Sepecification, process atau reference lainya.


a. Reference line dan panah pada pengelasan

Dalam pengelasan, hal yang utama adalah kita tau symbol dari panah, ia menunjukan kemana dan maksudnya apa? Kemudian setelah itu, ada dua tempat yang di isi dalam tandah panah ketika menuliskan symbol pengelasan, di atas garis atau di bawah garis panah. Semua itu memiliki arti.

arti tanda panah dalam pengelasan
Penulisan symbol lasan di atas garis, symbol tersebut menunjukan sisi sebaliknya, pengelasan akan di lakukan di sisi yang sebaliknya (seberangnya) dari tanda pahan. Kalau di bawah garis, menunjukan bahwa symbol pengelasan akan di lakukan di sisi sesuai panah. lihat gambar di bawah ini untuk pengapilkasian simbol panah pada las lasan.

Lalu bagaimana kalau symbol diletakan di atas dan di bawah garis panah tersebut? Itu artinya pengelasan di lakukan dua sisi, di sisi sesuai panah dan di sisi seberangnya.

b. Symbol dasar pengelasan


Berikut adalah bentuk symbol pengelasan, biasanya bentuk lasan tidak jauh beda dengan symbol yang di tujukan. Kemudian, untuk beberapa symbol ada yang mengunakan coakkan (bevel, atau groove) pada platnya dan ada pula yang tidak. Adapun lengkap mengenai symbol pengelasan adalah sebagai berikut :

Symbol dasar pengelasan

Symbol tersebut adalah symbol satu sisi (di atas atau di bawah garis saja), bisa juga dalam penerapannya mengunakan kombinasi dari dua symbol. Seperti pada contoh berikut ini

kombinasi simbol pengelasan
Kesalahan yang sering terjadi dalam penggunaan symbol pengelasan ini adalah ketika si drafter tidak memahami symbol, biasanya tinggal copy paste dari gambar sebelumnya. Yang kedua biasanya terjadi ketika object tersebut di mirror (dalam autocad), maka symbol segitiga yang menunjukan las lasan juga akan ikut ter mirror dan jadi salah penulisan symbol las lasannya. Oleh karenannya, perlu di cek berulang ulang teradap gambar symbol las lasan.


c. Dimensi pada symbol pengelasan



dimensi dalam symbol pengelasan

Kemudian masalah ukuran, ukuran dapat berupa angka atau sudut. Kalau angka, ia menunjukan ketinggian filletnya (lihat gambar), kalau sudut ia menunjukan besarnya sudut filletnya.


d. Penjelasan Lainnya pada symbol pengelasan


Dua symbol yang paling sering digunakan, yaitu symbol lingkaran pada panahnya, dan satu lagi adalah symbol lasan dengan bendera. Symbol lingkaran yang digunakan dalam pengelasan, menunjukan bahwa pengelasan di lakukan melingkar, menyeluruh terhadap tanda pada las lasannya.

simbol bendera dan lingkaran dalam pengelasan
Sedangkan symbol bendera pada pengelasan adalah menujukan bawah pengelasan akan di lakukan di lapangan. Jadi bukan di lakukan di pabrik, melainkan ketika berada di lapangan. Tujuan pengelasan dilapangan bisa karena kemudahan ketika nantinya barang itu di bawa (shipping). kebayang kalau semua barang dilas di fabrikasi nanti akan sullit ketika di bawa ke lapangan, kalau kata orang jawa bilang tengel, enteng tapi angel.

Ya bisa karena memakan tempat dan barang tersebut ga boleh patah, jadi lebih mudah di las sekalian saja di lapangan. Atau pertimbangan lain kenapa dibutuhkan las di lapangan, adalah kebutuhan terhadap penyesuaian ukuran atau ketinggian di lapangan.


e. Type penyambungan


tipe penyambungan dalam pengelasan

Dalam pengelasan, ada beberapa type penyambungan. Yang sering kita kenal yaitu butt joint, pararel joint dan lap joint. Butt joint adalah tipe penyambungan di mana dua plat di letakan satu garis, sejajar namun menghadap satu dengan yang lainya. Kalau pararel joint adalah tipe penyambungan di mana ia posisinya pararel, tertindih satu dengan lainya. Sedangakan lap joint adalah tipe penyambungan dimana satu sisi menempel pada atas sambungan lainya, jadi overlap.


sumber: http://www.idpipe.com/

Senin, 05 Desember 2016

MACAM-MACAM PROSES DAN JENIS PENGELASAN

Yang dimaksud dengan las adalah proses penyambungan dua material secara permanen dengan cara mencairkan kedua material yang akan disambung dan diikuti oleh material pengisi. 


BERDASARKAN PANAS LISTRIK


SMAW (Shield Metal Arch Welding) 

SMAW (Shield Metal Arch Welding)  adalah las busur nyala api listrik terlindung dengan mempergunagakan busur nyala listrik sebagai sumber panas pencair logam. Jenis ini paling banyak dipakai dimana–mana untuk hampir semua keperluan pekerjaan pengelasaan. Tegangan yang dipakai hanya 23 sampai dengan 45 Volt AC atau DC, sedangkan untuk pencairan pengelasan dibutuhkan arus hingga 500 Ampere. Namun secara umum yang dipakai berkisar 80 – 200 Ampere.

SAW (Submerged Arch Welding) 
SAW (Submerged Arch Welding) adalah las busur terbenam atau pengelasan dengan busur nyala api listrik. Untuk mecegah oksidasi cairan metal induk dan material tambahan, dipergunakan butiran–butiran fluks / slag sehingga bususr nyala terpendam di dalam ukuran–ukuran fluks tersebut
ESW (Electro Slag Welding)
ESW (Electro Slag Welding) adalah pengelasan busur terhenti, pengelasan sejenis SAW namun bedanya pada jenis ESW busurnya nyala mencairkan fluks, busur terhenti dan proses pencairan fluk berjalan terus dam menjadi bahan pengantar arus listrik (konduktif). Sehingga elektroda terhubungkan dengan benda yang dilas melalui konduktor tersebut. Panas yang dihasilkan dari tahanan terhadap arus listrik melalui cairan fluk / slag cukup tinggi untuk mencairkan bahan tambahan las dan bahan induk yang dilas tempraturnya mencapai 3500° F atau setara dengan 1925° C
SW (Stud Welding) 
ESW (Electro Slag Welding) adalah las baut pondasi, gunanya untuk menyambung bagian satu konstruksi baja dengan bagian yang terdapat di dalam beton (baut angker) atau “ Shear Connector “
ERW (Electric Resistant Welding)
ERW (Electric Resistant Welding) adalah las tahanan listrik yaitu dengan tahanan yang besar panas yang dihasilkan oleh aliran listrik menjadi semakin tinggi sehingga mencairkan logam yang akan dilas. Contohnya adalah pada pembuatan pipa ERW, pengelasan plat–plat dinding pesawat, atau pada pagar kawat
EBW (Electron Beam Welding) 

EBW (Electron Beam Welding)  adalah las dengan proses pemboman elektron, suatu pengelasan uang pencairannya disebabkan oleh panas yang dihasilkan dari suatu berkas loncatan elektron yang dimamapatkan dan diarahkan pada benda yang akan dilas. Penelasan ini dilaksanakan di dalam ruang hampa, sehingga menghapus kemungkinan terjadinya oksidasi atau kontaminasi

BERDASARKAN PANAS LISTRIK DAN GAS
GMAW (Gas Metal Arch Welding) 

GMAW (Gas Metal Arch Welding) terdiri dari ; MIG (Metal Active Gas) dan MAG (Metal Inert Gas) adalah pengelasan dengan gas nyala yang dihasilkan berasal dari busur nyala listrik, yang dipakai sebagai pencair metal yang di–las dan metal penambah. Sebagai pelindung oksidasi dipakai gas pelindung yang berupa gas kekal (inert) atau CO2. MIG digunakan untuk mengelas besi atau baja, sedangkan gas pelindungnya adalah mengunakan Karbon dioxida CO2. TIG digunakan untuk mengelas logam non besi dan gas pelindungnya menggunakan Helium (He) dan/atau Argon (Ar)


GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas

GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas) adalah pengelasn dengan memakai busur nyala dengan tungsten/elektroda yang terbuat dari wolfram, sedangkan bahan penambahnyyadigunakan bahan yang sama atau sejenis dengan material induknya. Untuk mencegah oksidasi, dipakai gas kekal (inert) 99 % Argon (Ar) murni

FCAW (Flux Cored Arch Welding) 
FCAW (Flux Cored Arch Welding) pada hakikatnya hampir sama dengan proses pengelasan GMAW. Gas pelindungnya juga sama-sama menggunakan Karbon dioxida CO2. Biasanya, pada mesin las FCAW ditambah robot yang bertugas untuk menjalankan pengelasan biasa disebut dengan super anemo
PAW (Plasma Arch Welding)
PAW (Plasma Arch Welding) adalah las listrik dengan plasma yang sejenis dengan GTAW hanya pada proses ini gas pelindung menggunakan bahan campuran antara Argon (Ar), Nitrogen (N) dan Hidrogen (H) yang lazim disebut dengan plasma. Plasma adalah gas yang luminous dengan derajat pengantar arus dan kapasitas termis / panas yang tinggi dapat menampung tempratur diatas 5000° C
Jenis Jenis Las Berdasarkan Panas Yang Dihasilkan Campuran Gas
OAW (Oxigen Acetylene Welding) adalah sejenis dengan las karbid / las otogen. Panas yang didapat dari hasil pembakaran gas acetylene (C2H2) dengan zat asam atau Oksigen (O2). Ada juga yang sejenis las ini dan memakai gas propane (C3H8) sebagai ganti acetylene. Ada pula yang memakai bahan pemanas yang terdiri dari campuran gas hidrogen (H) dan zat asam (O2) yang disebit OHW (Oxy Hidrogen Welding)
Jenis Jenis Las Berdasarkan Ledakan dan reaksi isotermis
EXW (Explosion Welding) adalah las yang sumber panasnya didapatkan dengan meledakkan amunisi yang dipasang pada suatu mold/cetakan pada bagian tersebut dan mengisi cetakan yang tersedia. Cara ini sangat praktis untuk menyambung kawat baja / wire rope, slenk. 
Cara pelaksanaannya adalah ujung-ujung tambang kawat dimasukkan ke dalam mold yang telah terisi amunisi selanjutnya serbuk ledak tersebut dinyalakan dengan pemantik api, maka terjadilah reaksi kimia eksotermis yang sangat cepat sehingga menghasilkan suhu yang sangat tinggi sehingga terjadilah ledakan. Ledakan tersebut mencairkan kedua ujung kawat baja yang terdapat didalam mold tadi, sehingga cairan metal terpadu dan mengisi ruangan yang tersedia didalam mold.
Sumber Macam Macam Proses dan Jenis Jenis Pengelasan